-->
Home » » Beramallah! Insya Allah akan dimudahkan

Beramallah! Insya Allah akan dimudahkan

Written By . on Kamis, 08 Agustus 2013 | 21.43.00

Sepanjang sejarah, sunnatulloh menisbatkan tentang hamba-hamba Allah pilihan-Nya yang menegakkan iqamatuddien, bersungguh-ungguh dan bersegera menyambut seruannya, mengangkat panji agama ini, lalu menyampaikannya keseluruh dunia. Nabi Shallallahu ‘alaihiwasallam bersabda:
لاَ تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِيْ يُقَاتِلُوْنَ عَلَى اْلحَقِّ ظَاهِرِيْنَ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
“Akan selalu ada satu kelompok dari umatku yang berperang di atas kebenaran, mereka menang, hingga hari kiamat tiba.”
Dalam lafadz Bukhari disebutkan,
لاَ يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ وَلاَ مَنْ خَالَفَهُمْ
“Mereka tidak akan terpengaruh oleh orang yang mengabaikan dan menyelisihi mereka.”
Tidak Sekedar Beramal
Beramal untuk iqamatuddien diperintahkan oleh syar’i dan harus dilaksanakan sesuai dengan petunjuk syar’i pula. Bukan dengan petunjuk yang lain. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam Shahih Bukhari dan Muslim dari Hudzaifah, ia berkata: (Orang-orang biasa bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengenai kebaikan, namun aku bertanya mengenai kejelekan karena khawatirakan mengenaiku; Aku bertanya: Wahai Rasulullah sesungguhnya kami dulu dalam kejahiliyahan dan kejelekan, lalu Allah mendatangkan kebaikan ini kepada kami, apakah setelah kebaikan ini ada kejelekan? Beliau menjawab: Ya, Aku bertanya lagi: Apakah setelah kejelekan itu ada kebaikan?
Beliau menjawab: Ya, dan di dalamnya ada asap. Aku bertanya: Apa asapnya? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: Suatu kaum yang mengambil petunjuk (hidayah) tidak dengan petunjukku, engkau mengenalnya dan sekaligus mengingkarinya. Aku bertanya: Apakah setelah kebaikan itu ada kejelekan? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: Ya, Ada dai-dai yang berada di atas pintu-pintu neraka jahannam, siapa yang memenuhi seruan mereka, mereka akan melemparkannya ke neraka jahannam. Aku bertanya: Wahai Rasulullah, beritahukan sifat mereka kepada kami? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: Mereka berasal dari bangsa yang berkulit seperti kulit kita dan berbicara dengan bahasa kita).
Kita tidak akan dapat meraih kejayaan melawan musuh-musuh Islam melainkan dengan tuntunan yang telah digariskan secara syar’i. Hal tersebut ditegaskan Imam Malik pada beberapa poin berikut, dalam rangka untuk menjernihkan syubhat perjuangan yang menimpa sebagian umat Islam:
Pertama, Memadukan Ilmu dan Waqi’.
Imam Asy-Syathibi rahimahullah berkata, ”Tidak sah bila seorang ulama ditanya tentang sebuah urusan bagaimana ia bisa terjadi dalam realita, kecuali dengan menjawab sesuai realita yang ada. Jika ia menjawab tidak dengan hal itu (sesuai realita yang ada), maka ia telah berbuat salah karena tidak mempertimbangkan manath yang ditanyakan hukumnya, karena ia ditanya tentang sebuah manath tertentu (definitif),namun justru ia jawab dengan manath yang tidak tertentu.
Kedua, Mengutamakan Aturan-Aturan Syar’i
Tidak ada yang lebih tinggi di atas hukum syar‘i. Bahkan, Allah ta’ala sendiri berfirman kepada nabi kita, Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, “Dan kalau Kami tidak memperkuat (hati)mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka, kalau terjadi demikian, benar-benarlah Kami akan rasakan kepadamu (siksaan) berlipatganda di dunia ini dan begitu (pula siksaan) berlipatganda sesudah mati, dan kamu tidak akan mendapat seorang penolong pun terhadap Kami.” (QS. Al-Isrô’: 74-75).
Ini yang berlaku pada diri Nabi kita, Muhammad SAW, jika beliau condong kepada musuh –dan mustahil beliau seperti itu— lalu bagaimana dengan orang yang derajatnya di bawah beliau?
Ketiga, Meneladani Salafus Saleh
Sungguh, setiap kita tidak terlepas dari orang-orang sholeh para pendahulu, sehingga kita dapat belajar dari sejarah mereka.
لَقَدْ كَانَ فِي قَصَصِهِمْ عِبْرَةٌ لأولِي الألْبَابِ……..
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal…” (QS. Yûsuf: 111)
Jalan untuk menegakkan Islam yang ditempuh para salaf adalah dengan dakwah dan jihad. Oleh karenanya, meniti jalan tersebut adalah sebuah kemestian yang harus ditempuh.

kiblat.net

0 komentar:

Posting Komentar

INFORMATION

Popular Posts